Judul diambil dari
Puisi Sapardi Djoko Damono
Ketika senja pekat
mulai menderas
Hadir di setiap
langkah dan kicauan kita
Ketika langkah
mulai tak sama lagi
Serta ketika debur
mulai sunyi
Apakah kenangan
yang dulu kita bangun bersama,
Begitu saja
meninggalkan tubuhku
Begitu saja
meninggalkan tubuhmu
Tanpa jejak tanpa
suara hingga hening merenda pagi
Apakah perjalanan
sudah tak mampu kau bicarakan?
Apakah perlu
segudang roti untuk membangkitkan?
Ataukah aku harus
membawakanmu setangkup berlian?
Untuk membuat
gerimis dan kesejukan pagi di antara
Kita yang dulu
selalu bicara
Kau tahu, aku tak
pernah iseng menyapamu
Apalagi mengisi
waktuku yang dulu sempat kosong
Seperti hujan
tanpa pelangi merdu
Seperti langit
yang selalu menggumpal di antara lorong
::Awan yang peluh
Bukankah kita tanpa
sengaja tengadah bersama
Dan berpeluk
bersama mentari serta malam yang pekat
Berteman ringkik
jangkrik serta tetes embun lebat
Di malam sepi
berwarna pelangi
::Walau aku tak
pernah tahu, pelangi malamkah itu?
Pelan kuraba
dadaku, sendiri
Sambil mengingat
kenangan yang mulai direnda sepi
Hingga ke dasar
perigi jiwa
Tenggelam dalam
pusat dasar ke-Esaan Dia
Hingga akhirnya
kutahu ternyata
Engkau memang
seperti angin malam
Yang tak pernah
mengingat kapan berhembus siapa yang dihembus
Hingga kenangan
kita begitu saja kau tinggalkan
bersama tubuhmu
yang mulai lunglai menuju senja
;dan kau tak
menyadarinya
Probolinggo, 28
September 2014 ( Untuk juni yang selalu begitu saja )
Wrote by Unknown