Sempatkah aku menjadi batu
dan teronggok di pelataran kali?
Semisal kau menjadi abu
dan terbang mengembara bersama angin
Masihkah engkau akan mengingat
lantunan nyanyianku di ricik-ricik
sunyi?
Tapi, deretan angka-angka tanpa makna
mengalir di pembuluh darahmu
Aku, menahan miris menahan pedih
rumbai-rumbai yang kau ikat erat di
wajahku
Masihkah engkau akan mendengar
buaian manja di tempias jiwa yang tak
pernah kosong
;Milikku?
Sempatkah aku dan kamu
menjadi sepasang daun atau sepasang
merpati
ketika jala-jala dunia telah melingkar
penuh
di seluruh aliran darahmu?
Dan, sempatkah aku mengejarmu?
Probolinggo, 20 Oktober 2015
Wrote by Unknown