PERTARUNGAN BELUM USAI
Dengan semangat pagi hari, di bawah
terik matahari pagi, aku tahu engkau kawanku. Tak usah usang layu hatimu, karena
keadaan ini. Kembangkan terus layarmu, tuang terus semangatmu ke dalam cawan –
cawan hatimu. Karena hanya itu yang saat ini harus kau lakukan, untuk suatu
tujuan hidup yang menawan.
Sahabat kopiku, aku ingat semangatmu,
semangat berpijak di atas kakimu, dengan gandengan tangan dari sahabat, teman,
kakak, saudara seperjuangan hidup matimu. Semangat untuk mengibarkan bendera
rumah kopimu. Semangat yang sangat membara ketika bendera itu kamu kibarkan. Semangat
yang takkan lekang oleh penghancur rindu. Semangat yang harus selalu kamu
kembang tatkala mentari sudah terbenam karena gilanya sang malam.
Sahabat kopiku, jangan kau usai
pertarunganmu demi buah hatimu, demi teman hidup matimu, demi adik yang kamu
cintai, demi ayah bunda yang kamu sayangi. Demi citra rumah kopimu yang menjadi
bagian hidupmu. Demi segalanya di atas segala sesuatu yang kamu sayangi. Demi hujan
yang selalu datang setelah awan, aku tahu semangatmu masih ada. Hanya saja kamu
terlalu menangisi pilu atas perlakuan temanmu. Teman yang sudah kamu percayai
sepenuh hatimu.
Sahabatku, usah kau pikir apa yang sudah
kamu terima dari teman munafikmu. Teman
yang merasa parlente baru. Teman yang katanya bisa membeli nafsu di
rumah kopimu. Teman yang membuat redup mata hatimu tatkala kamu bangun di pagi
hari, hingga kamu tak merasa kenikmatan matahari pagi dan senja di sore hari.
Bersabarlah sahabatku, gunakan logika
dan perasaanmu, hingga kamu bisa menyusun strategi cantikmu dengan bisu. Benderamu
sudah kau kibarkan, bertarunglah dengan sekuat hatimu. Jangan kau turunkan
karena angin ujian itu. Tetap naikkan sampai penghujung awan hingga mereka
tidak dapat menggapainya.
Sahabatku, aku tahu semangatmu tetap ada
di relung – relung biji kopi itu.
Sahabatku, kobarkan kembali semangatmu,
jangan kalah dengan ilusi nafsu itu, karena rumah kopimu adalah satu dari
sekian saksi bisu yang membuat aku gila dan memahami sesuatu.
Sahabatku, berjuanglah tanpa kenal kata
usai, karena aku tahu tujuan muliamu.
Sahabatku, aku hanya bisa mendoakanmu
dengan bisu di tengah keperihan hatimu, karena hanya itu yang saat ini bisa aku
lakukan.
Sahabatku, jadilah petarung yang kekal
di tengah keabadian nafsu, selamat berjuang sahabat kopiku, di antara pembeli
nafsu yang menistakan semangatmu.
Sahabatku, aku berdoa untukmu.
Probolinggo, 24 Maret 2013 11.45 AM
( Kupersembahkan untuk sahabat kopiku, Onnie Widiastuti
dan Sofyan Hadi untuk pertarungan yang belum dan takkan pernah usai )
0 komentar