/1/
Bait-Bait kutulis hingga berbentuk sajak
Indah bergelombang membentuk KALIMAT
Ada kamu di antaranya
Kaukah yang selama ini kutulis tanpa
Jeda hingga menggambar laut, angin dan
Udara; tak jenuh menetra senja dan pelangi
Kaukah yang berasyik masyuk dalam kata
Yang berbisik; dan menderu pada selarik puisi
Serta sepasang telinga yang mendaras panjang
Hingga jauh; ke dalam jiwaku yang hening
/2/
Aku tak pernah berhenti bercerita
Kutinggalkan TITIK di semua sajak tentangmu
Kuberikan koma sebagai tanda
Baca agar aku terus menulismu
;Serta mengenangmu
Kurangkai kata-kata yang tak jenuh
Sebagai gambar wajahmu yang kularut
Pada cairan-cairan rasa yang kupagut
Hingga berbentuk lautan rindu
;Yang tak pernah hilang dan melebur
(Karena kau tak pernah benar-benar hilang
dalam penaku yang menemaniku sedari dulu)
/3/
Tiba-tiba kata-kata tak bisa kubedakan
FONEM telah lebur di antara rasa yang membuncah
Hingga tak bisa kubedakan bunyi yang datang
Hanya rasa yang menggantang
;Kepadamu
Kaukah yang melarutkan kata dengan netra dalam
Sedalam perigi; sebercak embun serta sesinar mentari?
Kaukah pula yang membuatku seperti embun pagi,
yang perlahan jatuh ke tanah dan mati?
::Atau kaukah yang membuatku tergagap gugup di ruang hampa kerinduan?
Probolinggo, 16 Nopember 2014
Bait-Bait kutulis hingga berbentuk sajak
Indah bergelombang membentuk KALIMAT
Ada kamu di antaranya
Kaukah yang selama ini kutulis tanpa
Jeda hingga menggambar laut, angin dan
Udara; tak jenuh menetra senja dan pelangi
Kaukah yang berasyik masyuk dalam kata
Yang berbisik; dan menderu pada selarik puisi
Serta sepasang telinga yang mendaras panjang
Hingga jauh; ke dalam jiwaku yang hening
/2/
Aku tak pernah berhenti bercerita
Kutinggalkan TITIK di semua sajak tentangmu
Kuberikan koma sebagai tanda
Baca agar aku terus menulismu
;Serta mengenangmu
Kurangkai kata-kata yang tak jenuh
Sebagai gambar wajahmu yang kularut
Pada cairan-cairan rasa yang kupagut
Hingga berbentuk lautan rindu
;Yang tak pernah hilang dan melebur
(Karena kau tak pernah benar-benar hilang
dalam penaku yang menemaniku sedari dulu)
/3/
Tiba-tiba kata-kata tak bisa kubedakan
FONEM telah lebur di antara rasa yang membuncah
Hingga tak bisa kubedakan bunyi yang datang
Hanya rasa yang menggantang
;Kepadamu
Kaukah yang melarutkan kata dengan netra dalam
Sedalam perigi; sebercak embun serta sesinar mentari?
Kaukah pula yang membuatku seperti embun pagi,
yang perlahan jatuh ke tanah dan mati?
::Atau kaukah yang membuatku tergagap gugup di ruang hampa kerinduan?
Probolinggo, 16 Nopember 2014
Wrote by Unknown