SEEKOR LEBAH DAN SEJUMPUT MADU

Ada seekor lebah, pongah karena dia ada di abad modern
Digitalisasi, layar toucscreen sudah menjadi kawannya
Bahkan saat ia mencari bunga-bunga untuk ia dan kawanannya

Ada seekor lebah, terlalu percaya jika ia bisa berkicau
Tiap pagi, siang, sore, malam
;Bahkan saat subuh sekalipun

Seolah-olah ia bisa mengubah dunia

Ia pun lupa jika kemunculannya untuk menghasilkan madu
Ia pun lupa akan kawan-kawannya yang masih diam tak berlari
Masih disuapi oleh subsidi
Hingga mereka terlalu sombong untuk mengeluh


Ada seekor lebah, yang terlalu percaya
Bahwa pujaannya pantas menjadi raja
Bahwa rajanya saat ini bukanlah pujaannya
Apalagi kekasih yang ia sayang

Sedang sejumput madu tak pernah ia sentuh
Apalagi ia kumpulkan dalam wadah tak bertuan
Untuk kawan-kawannya yang masih dalam penjara kemiskinan

;Mungkin ia terlalu sibuk untuk berkicau tiap hari,
Paling tidak untuk lima tahun ke depan

Sedang sejumput madu, itu
Terus ada dan terus ada
Tanpa ia sadari tanpa ia peduli

Akankah seekor lebah ini terus menerus begini?

Probolinggo, 28 Nopember 2014 (untuk seekor lebah dan seekor lebah yang terlalu sibuk berkicau)

Tags:

Share:

0 komentar