UNTUK ROSARIOKU
Bagaimana malam-malammu tanpaku?
Apakah kesunyian masih melingkupimu?
Ataukan kehampaan pun juga mengekangmu?
Semoga saja kau masih seperti dulu
ketika aku masih bersamamu
kita pias bersama rasa yang membuncah
riuh
walau jelaga hari selalu memanggang
peluh
tapi nalurimu naluriku memupus
segalanya yang semu
maafkan aku ROSARIO-ku
aku tahu, milikmu dan milikku berbeda
pun jua aku mengerti, aku menghadap ke
barat, dan kau tak sama denganku
tapi, apakah sendratari berbeda
diharuskan kita harus berpisah?
Hingga jiwa kita sudah tak bisa lagi
mengembus bersama?
seperti air dan minyak yang tak dapat
berpadu
dan kau tahu dan tak semua orang pasti
tahu
terkadang aku hanya gugup dalam
keabadian
menyaksikan bintang kita yang tak sama
dalam orbitnya
tapi, bukankah matahari kita sama?
Dan apapun di dunia ini, pasti akan
menuju ke Singgasana yang sama
dan harus kau tahu
biarkan aku berjalan beriringan
denganmu
pun jika suatu saat aku meninggalkanmu
tak benar-benar meninggalkan jiwamu
Tidak kekasihku....
aku meninggalkanmu layaknya sang
TRAVELER yang mencari permata
di semua tempat-tempat yang pasti kau
akan terkesima
untuk nanti kukalungkan padamu
berbentuk naluri syahdu
tanda aku masih akan terus menjagamu
dalam malam
dan pagi yang selalu menggigilmu
Laksana ALKIMIA, itulah kita
yang selalu mencoba dan takkan pernah
berhenti mencoba
menyatukan jiwa walaupun kata mereka
tak mungkin kita bersatu dalam
keabadian
dan kau tahu apa artinya bersatu?
ialah wujud kekosongan jiwa yang saling
terisi kekosongan lainnya
dan dialah hampa yang selalu akan wujud
ketika kehampaan lain menyatu dengannya
hingga tak ada lagi aku dan kamu
tapi kita yang telah menyatu
Probolinggo, 16 September 2013(Untuk Perempuanku yang mungkin akan selalu bersama)
Tags:
puisi
0 komentar