ADA YANG MENUNGGU

Aku masih terduduk, di selembar meja ini. Berteman dengan sebatang rokok dan secangkir kopi. Iya, aku masih menunggu sembari mencoba menulis selarik sajak.
Alunan lagu, sorak sorai pengunjung di tepian malam yang hanya selembar peluh. Tak membuatku beranjak dari menunggu.

Akulah hening, yang tenggelam dalam dunia menunggu. 
Yang terpejam dalam kepungan waktu, untuk menunggu. 
Yang terserap pada untaian embun serta kelingan mata angin di seberang telingaku.

Akulah jelaga, yang tenggelam di pucuk-pucuk mimpi. 
Yang berkelana tanpa angin, tanpa cerita bahagia, serta tanpa sajak-sajak puitis malam ini hingga malam sangkakala nanti. 
Sebab --jelaga tak pernah protes mengapa ia adalah jelaga.

Sendratari, nyanyian, lengkingan serta tempik sorak memenuhi langit pikiranku. Membuyarkan lamunan hening yang entah kapan jatuh ke tanah. 
--dan mati

Masihkah kamu menunggu?

Probolinggo, 17 April 2016

Tags:

Share:

0 komentar