Hanya Malam
Dingin meriap terantuk sunyi, kelam
tentang pekat yang mulai mengeja di selarik nada
terdengar di pelosok hati, membeku
sedang syahdu menjadi pilu
"Masihkah engkau melarung rindu, bersamanya?"
Dengan kata yang mulai lemah dan nafas yang tersengal
serta kurangkai kalimat-kalimat yang mulai usang
;yang ku tak tahu entah
mungkinkah untuk kuteruskan lembar-lembar cerita
::Denganmu yang mulai mengerjap mata
::Denganmu yang mulai membara dalam kisah
pagi yang menggigil beranjak siang yang menggantang
hingga senja lekat merombak lipatan-lipatan niat
Namun, Hanya Malam yang sanggup merengkuhku bertalu rindu
;sambil menunggumu, di penghujung laut yang terderak subuh
Probolinggo, 7 pebruari 2014 (untukmu, yang pernah terlarut nikmat bersama di santica)
0 komentar