DENGANMU
Sebelumnya, aku pernah bersamamu dalam
damba,
kota ini, ricik kali, jalan-jalan
berlubang serta kamar hotel yang selalu kita bara
tapi aku juga tak melupakanmu
tapi aku juga tak menghapusmu
Sebelumnya, aku pernah merengkuhmu
desahan nafas yang tak pernah pergi
coretan bianglala di celah-celah senja
sembilu
yang selalu kita lalui
Sebelumnya, malam kita sangatlah
panjang
derik jangkrik, suara-suara halus
menggema sunyi
daun-daun gugur serta setitik embun
sekerjap mata
dongeng sunyi serta ringkik kuda tiada
henti
Hari ini, aku masih berasyik masyuk
mengayuh jauh, rentetan-rentetan dayung
beradu padu
mengembara laut, mengukur ombak dan
membentangkan perahu
sambil menggambarmu tanpa juru gambar
yang sedari dulu
;melukisnya di belakangku
Nun jauh di sana
sejengkal pulau di antara sekumpulan
burung camar
membawa berita sebuah pengharapan
antara derita, suka bahagia yang entah
;akankah kulalui sendiri atau denganmu
Masihkah kamu, membawa tulus di antara
hati yang pernah beradu?
Masihkah kamu, membawa cinta di
setampan keinginan yang sering kau tuang?
Masihkah kamu, membawa duka untuk kau
ceritakan bahagia?
Dan masihkah kamu, seperti dulu yang
selalu mendengar suaraku
;dalam malam yang tak pernah berhenti
dengan suara merdu
::Dan malam-malamku masih tak menentu
Probolinggo, 9 Juni 2015
Tags:
puisi
0 komentar