SAJAK KECIL DI ANTARA SENJA

Senja merona jingga di ufuk barat
Kutatap dengan netra hingga dalam labirin jiwa
Terlukis sebuah gambar yang selalu kueja
Merdu dan syahdu mengawang di seantero hati

Wajah yang selalu sama, laksana putri dongeng bergaun putih
Anggun, yang membuatku meratap dalam rindu
Yang tak pernah jeda

Bunyi-bunyi sunyi, kedap suara
Tak terngiang lagi senandung pedih
Ataupun kata-kata dari mereka
;yang tak pernah alpa mencoret kanvasku dengan luka dan airmata

::Tentangmu

Hingga,
Senja ini kurapalkan doa ke tujuh samudra
Kuhaturkan pujian hingga terdengar di tujuh langit
Kutuliskan sajak kecil di antara senja merenjana merdu

::Tentangmu, yang kulukis tanpa jeda
::Tentangmu, yang membuat aksaraku tak pernah berlalu

;Untukmu, beberapa bait yang selalu kubawa
::Dalam hati dingin yang sunyi serta rindu

Sebab batang usia sudah tak muda
Sebab kulit ari hampir berwarna laksana tanah
Dan lengkingan suaraku sudah tak gagah lagi

Aku ingin engkau tahu dan merasa
Dalam kesunyian malam-malammu

Bahwa aku mencintaimu seperti senja yang selalu hadir
Bahwa aku mencintaimu seperti pekat yang bersama malam
Bahwa aku mencintaimu, hingga malam terbunuh pagi
Bahwa aku mencintaimu, sekarang hingga esok hari

Sebelum Tangan Sang Nasib mengajakku ke dalam SinggasanaNya

Probolinggo, 6 April 2014

Tags:

Share:

0 komentar