PEREMPUAN DALAM MIMPI (Episode 2)
Tetap
di meja yang sama seperti kemarin. Tak kurasa lagi kopi dan rokok
yang biasanya. Hari ini aku berniat menunggunya lagi, mematung tak
sadar dan sesekali kutebar pandangan ke arah pintu dan meja yang
biasa perempuan itu ada. Dan kusadari dia belum datang di tempat ini.
Tak
terasa sudah setengah isi gelas kopiku. Untuk mengisi waktu,
kulangkahkan kaki menuju meja bar. Kupesan kopi spesial, sambil
menunggu perempuan yang selalu mengisi mimpiku.
“Masnya
lagi menunggu siapa nih, tumben – tumbenan kok
sepertinya gelisah?” sapa mbak waitres yang selalu melayaniku. Aku
hanya bisa tersenyum simpul melipat bibir.
“Lagi menunggu mbak yang berkerudung kemarin itu ya mas?”
aku tersenyum kecil saja, pertanyaan yang cukup dijawab dengan
senyuman rahasia.
Kembali aku di mejaku, dan saat itu pula perempuan itu datang lagi,
dan kali ini dia mulai dengan menatapku penuh tanya sebelum duduk di
meja smoking area seperti kemarin. Ah, mati rasa aku kali ini,
seperti tersengat listrik bermega watt, antara gemetar dan gelisah.
Kuberanikan saja mendekatinya, agar tak mengundang lagi seribu tanya
perempuan itu, dan tak meracaukan hatiku lagi.
Pelan – pelan aku menyapanya, “Enggg... Maaf mbak yang kemarin
itu kan?” sapaku sambil berdiri.
“Mmmm, Iya mas, siapa ya?”
“Maaf yang kemarin mbak, aku tak pernah bohong mbak, benar mbak
yang hadir dalam setiap mimpi – mimpi malamku, dan aku seperti
mengenal mbak dengan baik di dunia nyata”
“Ah, mas ini seperti mati rasa saja. Aku memang mas kenal, tapi mas
pasti lupa. Aku yang mengagumi mas lewat tulisan – tulisan mas
ketika SMA dulu. Tulisan – tulisan yang menurutku tak lebay tapi
berarti buat yang membacanya”
“Oh, ya? Aku benar – benar lupa nih. Yang aku ingat, mbak
menghiasi sudut – sudut mimpi malamku. Membuat buncah tanpa lelap,
dan mengisi gang – gang kecil otak mimpiku. Mungkin mbak bisa
mengingatkanku sesuatu yang bisa membuat aku ingat mbak?”
“Ah, sudahlah mas, tak penting sepertinya”
“Tolong mbak, jangan kau buat mimpi malamku menjadi misteri biru di
padang tandu. Atau mbak lagi ada yang ditunggu sampai mbak tak
bersedia menjadi penjelas mimpiku?”
“Aku tak menungu dan ditunggu siapa -siapa. Mas masih menyimpan
buku – buku Kahlil Gibran kan?”
“Ya, terus hubungan dengan mbak sebagai penjelas mimpiku?”
“Mas cari saja Sang Nabi Halaman 32, di situ ada
penjelasannya. Buku itu yang pernah aku kirimkan kepada mas karena
aku suka dengan tulisan – tulisan mas di mading sekolah. Ya udah ya
mas, mas lihat aja”
Seperti bertalu rindu, di padang panjang, aku langkahkan kaki
dibarengi senyuman kecilku dan berharap akan bertemu perempuan itu
lagi setelah aku buka buku Sang Nabi untuk mengetahui penjelas
mimpi malamku. Mimpi yang membuat riuh.
Dan seketika aku duduk di mejaku kembali, kuteguk kopi hitamku, dan
pelan – pelan aku lanjutkan tulisanku tentang perempuan itu. Dan
tak sadar seperti magis, perempuan itu hilang dibalik pintu kafe ini.
Dan aku masih berkutat dengan tulisanku dan menulis di otakku,
setelah aku temukan jawab siapa dia, aku akan menunggunya kembali di
kafe ini.
bersambung .......
read this #FlashFictionBersambung by @benzbara Perempuan Dalam Mimpi (Episode 1)
0 komentar