SEBUAH TAS YANG LUSUH

Pada sebuah tas yang lusuh
Aku memanggulnya
Dengah hati berlumuran peluh
Serta darah kering berbekas di tepiannya

Terlukis beberapa duka serta beberapa tangis bahagia
Dalam Keindahan dan kedukaan bertahun-tahun
Hingga timbul beberapa guratan
Tentang rindu yang mulai merenjana merdu

Pada sebuah tas yang lusuh
Kupendam bertahun-tahun perpisahan
Padang tandus, kering kerontang
Tapi tak pernah kuhenti menyiramnya

::Dengan cinta yang selalu kupupuk bersama duka bersama jingga

Sebuah laut membentang antara kita
Nun jauh, di tengahnya terlihat kapal yang seperti dekat seperti jauh
Membuat jarak terbebat tanpa jeda
terkadang aku ingin mundur tanpa syarat memandangnya

Daratan itu, benar daratan itu yang kutuju
Aku menatapmu sekian lama
Sambil kukapak kayu di depanku
Untuk kupahat hingga berbentuk perahu

;Serta layar yang akan kukembangkan kemudian

Akhirnya, Hari ini, Detik ini
Berteman jarum jam yang bergerak berirama
Dengan lenguh tubuhku yang sudah mulai lusuh
Memantapkan jiwa untuk Pulang menemuimu

Kudayung perahu dan berjanji takkan menyerah pada nasib
Kutemui engkau, kan kupeluk nanti serta kucium jiwamu

::Kulepas penat dan kubisikkan sebuah ceritaku
;Tentang seonggok hati dan sebidang dada yang kusiapkan

Untukmu, yang selalu kubungkus rapi dalam hatiku

::Nanti, saat aku sudah bersua denganmu


Probolinggo, 16 Maret 2014

Tags:

Share:

0 komentar