Antara Cinta dan Kepercayaan
Bagimu, Senja selalu sama
Tanpa jenaka pun tanpa jingga
Karena aku kau anggap angin
Yang menderu dan berembus ke manapun
Bagiku, Senja tak pernah sama
Karena jingga dan rona selalu menghias
Menguarkan sebuah renjana
Yang terkadang merdu terkadang pilu
Bukankah BALON udara serupa tapi tak
sama?
Bukankah kisah kita tak pernah ambigu?
Laiknya udara yang kita hirup
Serta yang terisi di wadah karet yang
melayang
;Tiap sore di alun-alun kota
Kekasihku
Usah kau tatap nanar perkataan mereka
Usah kau berjelaga tentang hamparan
Yang selalu mereka terbitkan
Berbentuk cemooh serta kata-kata saru
Dengarkan aku, dengarkan kekasihmu
Bahwa cinta dan kepercayaan adalah satu
Mereka tak pernah dapat terpisah
Pun tak dapat berjalan dengan jalan
berbeda
Jika engkau tak dapat mencintaiku
Maka engkau tak mungkin mempercayaiku
Jika aku tak punya rasa kepercayaan
padamu
Maka aku pasti akan berhenti
mencintaimu
Karena cinta adalah lembut
Selembut sutra yang teranyam dalam hati
kita
Karena cinta adalah permata
Yang selalu menerangi netra jiwa
Sebab cinta membuat indah
Segala hal yang kita cipta
::Sebab telah tiada aku dan kamu
;Tapi kita yang selalu merenjana merdu
Probolinggo, 11 Mei 2014
Tags:
puisi
0 komentar