Kota ini adalah kota yang
pekat. Kota ini adalah kota yang lekat. Yang selalu menggantang saat
siang melepuhkan embun, Yang selalu membara seperti padang yang
selalu tandus, yang tak pernah dijadikan pertemuan antara anak-anak
sungai hingga membentuk muara, yang takkan pernah menjadi gigil walau
pagi membunuh malam yang terkenal dengan jelaganya, tempat daun-daun
kering berguguran, pagi yang tak pernah disambut suka cita, siang
yang selalu berlalu dengan lambat dan rona jingga yang tak pernah ada
saat senja mengungkung syahdu. Kota yang tak pernah mau tahu mana
cinta mana sayang dan mana rindu, mana memahami, mana dipahami, mana
syahdu, mana pilu, mana sendu dan mana peluh, apakah itu menunggu,
apakah itu ditunggu, apakah itu perhatian, apakah itu diperhatikan,
apakah itu mengurus dan diurus, apakah itu ditopang dan menopang,
apakah itu digendong dan menggendong, serta apakah itu bara yang
memanaskan dan air yang menyejukkan. Mungkin hanya aku dan kamu yang
bertemu di sini, hingga selalu menjadi bara api memercik bengis dan
nanar di setiap babak kisah kita. Iya, hanya aku dan kamu yang
bertemu di sini.
Tags:
puisi
1 komentar
Mampir.... :)
BalasHapus