Doaku PadaMU dan Untuknya



Pada malam aku tergugu, pada hening aku meneduh hingga
Subuh yang dingin digantikan pagi yang gigil
Dan matahari tersembul di pucuk-pucuk cemara

Telah kutengadahkan kedua tanganku serta
Kutuliskan doa di antara kicauan burung hantu yang
Terdengar lamat serta tak riuh

Tentangnya yang dulu sempat mengisi segara hati
Tentangnya yang lama melukis rinai jingga
Kepadamu, sang maha tulisku

Bisikkan dan rengkuhlah ia dengan tangan keabadianmu
Hingga dirinya terayomi sebab kuasamu serta
Hatinya bergetar sebab doaku telah sampai hingga ke dinding hatinya
Pun dia dengar lirih cintaku padanya

Hingga waktu berhenti melingkari orbitnya
Pun alam telah surut dari kenyataan
Dan semesta pun terdiam oleh sangkakala

Sebab tak mungkin kupeluk tubuhnya
Pun takkan bisa kupagut bibirnya
Sebab alamku dan alam miliknya tak lagi sama
Sebab ragaku masih bersama jiwa
Sedang dia hanya jiwa yang bernaung di bawah singgasanamu

Demi cintaku padamu serta cintaku padanya
Buatlah ia damai di sisimu serta
Tentram ia dapati hingga pintu
Kehidupan baru engkau putuskan

:: dan kusudahi rapal doaku untuk
Kuulangi esok malam hingga pagi menjelang

Kepadamu, sang penulis keabadian
Untuknya, tempat rinduku bernaung tanpa jeda

Probolinggo, 3 November 2013

Tags:

Share:

0 komentar