Hingga Musim Semi Berlalu
Padanya, aku tak pernah
lupa
Tentang kelopak bunga
yang bermekaran hingga
Kuntum mawar yang merekah
di sepanjang jalan
Untuknya, tak pernah
kucampakkan
Tentang pagi gigil hingga
senja temaram
Yang kulewati bersamanya
dalam pias anggun lautan
Cinta yang terlampau oleh
jarak dan waktu
Padanya, aku mengeja
rindu
Dengan merdu hingga
dadaku tergugu
Tentang hati yang teramu
syahdu
Serta jiwa yang mulai
sendu
Tentangnya, malamku
bertalu riuh
Hingga dada mengerjap
peluh
Laksana tunanetra yang
meraba jalan setapak
Dengan sebilah tongkat
yang sudah mulai usang
Sebabnya, dahaga rindu
tak terobati
Sampai sepasang raga
bertemu tanpa jeda serta
Tak terpisah jarak serta
semesta berbentuk bilangan jam
Dan hingga musim semi
berlalu
Aku ingin masih bisa
merengkuhnya
Setiap waktu setiap pagi
hingga malam mempertontonkan diri
Probolinggo, 4 November 2013
Tags:
puisi
0 komentar