KEPADA SENJA
Masihkah kau merona jingga?
Setelah kemarin pagi kau terluruh
hingga menggelepar tanpa jeda
sebab nalurimu telah mengadu
dan kau tahu aku saat itu?
Tak mampu berbagi serenada bersama
embun
serta beberapa larik daun yang
bersamanya
untuk kuberikan bersama pelukku,
kepadamu
usah kau dengar kicauan riuh yang
memekakkan telinga
hingga engkau tak dapat mendengar pun
tak dapat merasa
tentang rinduku yang telah mengalir
deras
tentang rasaku berbentuk tirakat tanpa
jeda
;kepadamu
berikan tanganmu, berikan hatimu
untuk kujaga tanpa syarat
untuk kurawat hingga subur yang lama
kudamba
terjangkit dalam piasan nada serta
aksara bermakna
kita teruskan lembar-lembar imaji yang
telah kita tulis
berbentuk cerita serta cita dan cinta
tentang aku dan kamu
menjadi sebuah kata yang tak panjang
::yaitu kita
yang akan berlayar di laut kehidupan
yang akan melawan ombak di buritan
serta
di depan yang menghadang
sambil merangkai simpul-simpul rasa
hingga ujung usia kita punya
Probolinggo, 29 Desember 2013
Tags:
puisi
0 komentar