IT'S ALL ABOUT TASTE



Terbangun seperti di biasa di pagi kemarin. Langsung aku cari handphone, aku buka message. Tiba-tiba aku teringat padamu, kancilku, malam kemarin. Ah, belum puas rasanya memandangimu. Aku sempat tertegun padamu, akan keelokanmu. Ternyata kamu semakin ayu parasmu tanpa balutan kerudungmu.

Sudah seminggu ini aku rasa, pertemuan denganmu lebih rapat. Sudah seminggu ini mulai aku semakin tahu keunikanmu. Semakin memahami dirimu, semakin memahami karaktermu.

Obrolan-obrolan seru semalam, dengan kakakmu. Aku bayangkan seandainya ada kamu, atau itu adalah obrolan kita, semakin seru pasti kurasa. Karena aku bisu, dan hanya kamulah yang membuatku menderu riuh. Seperti gendang yang ditabuh oleh penggendang, seperti terompet yang ditiup syahdu.

Seperti kopi di rumah kancilmu. Tak berbeda jua dengan kopi di rumah-rumah yang lain. Yang berbeda adalah rasa, cara racik dan yang menyajikan. Inilah konsep cita rasa. Seperti rasaku padamu, rasa yang tiba-tiba membuatku ketagihan. Rasa seperti rasa kopi sebenarnya, rasa yang seperti candu yang dulu aku hirup dengan sejuta cara.

Rasa itu tidak bergantung dengan kemasan yang ada. Karena rasa itu ada menurut imajinasi dari sang perasa. Pertama harus kita berimaji untuk mengetahui rasa. Imaji itu terjawab indah ataupun tidak ketika rasa itu sudah lebur dengan perasaan kita. Dan kamu imajiku. Imaji yang akan terus terbayang seperti roti coklat buatanmu. Imaji yang datang karena keunikanmu.

Lalu bagaimana dengan rasamu?ah pertanyaan itu selalu menggelayut dalam anganku. Pertanyaan yang tidak pernah kamu jawab, walaupun aku menantimu. Ataukah mungkin kamu bukan perasa? Ataukah mungkin perasaanmu hanya satu? Atau ah…. Sudahi saja pertanyaan itu, biar imajiku saja yang akan bersinggungan dengan rasamu.

Apakah rasa kita akan diam? Sampai tak tahu perasaan masing-masing? Aku rasa tidak mungkin, karena kamu tetap seorang perasa. Hanya saja kamu menutupi perasaanmu agar tidak ada yang terluka. Hanya saja mungkin rasa itu ada tetapi timingnya belum tepat kamu ledakkan rasa itu. Itu rasaku padamu. Seperti kopimu yang berjuta rasa, berjuta imaji dan berjuta pendaran bintang.

Dan karena ini semua tentang rasa, kamu harus merasakan apa yang kurasa.

Dan karena ini tentang rasa, kamu harus tahu jiwa sang perasa, seperti kopi yang kurasa di rumah kancilmu, akan selalu terasa karena aku adalah penikmat kopi.

Dan karena ini tentang rasa, jiwa perasa adalah syarat utama untuk menjadi sang perasa. Dan kamu harus merasakan, agar aku bisa berharap lebih

Yah, ini adalah tentang rasa, perasaan dan imaji. Hingga setiap inci perpindahanmu tetap bisa aku rasa dan tidak mudah aku lupakan, walaupun dengan bisu. Karena rasaku datang tanpa malu-malu, tanpa isyarat dan menimbulkan keriuhrendahan hati sang perasa, yaitu kamu.

Probolinggo, 22 Maret 2013 01.19 AM
Dedicated to my beautifully mousedeer

Share:

0 komentar