UNTUK THE NEXT OWNER
Bicaramu,
membuat geram mulutku
kata-katamu, seperti sampah tak bertuan
kotor, dan pantas dicampakkan
kata-katamu, seperti sampah tak bertuan
kotor, dan pantas dicampakkan
Dekat kamu,
telingaku terasa bising
seandainya bisa aku pilih
aku memilih tak bertelinga
hingga aku tak mendengar kicauanmu
hati ini terang gemintang
karenamu menjadi redup tak bermata
diantara mimpi dan terjaga
aku terasa berjelaga
seandainya bisa aku pilih
aku memilih tak bertelinga
hingga aku tak mendengar kicauanmu
hati ini terang gemintang
karenamu menjadi redup tak bermata
diantara mimpi dan terjaga
aku terasa berjelaga
Andai bisa
aku beli
aku beli mulutmu dengan jeli
andai bisa aku bungkam
aku bungkam mulutmu dengan sekam
aku beli mulutmu dengan jeli
andai bisa aku bungkam
aku bungkam mulutmu dengan sekam
Boleh kamu
angkat dirimu
tapi jangan kau lupa, bayar dengan rupiah
karena temanku masih punya kuasa
namun hanya bisa bisu
tapi jangan kau lupa, bayar dengan rupiah
karena temanku masih punya kuasa
namun hanya bisa bisu
Dari balik
sembunyi
yang tak terganti
kamu beli nafsu seperti keledai
sedangkan aku tahu kamu tak bergigi
yang tak terganti
kamu beli nafsu seperti keledai
sedangkan aku tahu kamu tak bergigi
Ambil rumah
kopiku
beli nafsu dengan caramu
tapi jangan kau lupa
suatu saat aku akan beli mulutmu
beli nafsu dengan caramu
tapi jangan kau lupa
suatu saat aku akan beli mulutmu
Hingga aku
dan temanku tetap menjadi biru
di rumah kopiku
di rumah kopiku
Probolinggo,
22 Maret 2013 08.52 AM
4 the next owner barista (katanya)
4 the next owner barista (katanya)
0 komentar