UNTUK THE NEXT OWNER



Bicaramu, membuat geram mulutku
kata-katamu, seperti sampah tak bertuan
kotor, dan pantas dicampakkan

Dekat kamu, telingaku terasa bising
seandainya bisa aku pilih
aku memilih tak bertelinga
hingga aku tak mendengar kicauanmu

hati ini terang gemintang
karenamu menjadi redup tak bermata
diantara mimpi dan terjaga
aku terasa berjelaga

Andai bisa aku beli
aku beli mulutmu dengan jeli
andai bisa aku bungkam
aku bungkam mulutmu dengan sekam

Boleh kamu angkat dirimu
tapi jangan kau lupa, bayar dengan rupiah
karena temanku masih punya kuasa
namun hanya bisa bisu

Dari balik sembunyi
yang tak terganti
kamu beli nafsu seperti keledai
sedangkan aku tahu kamu tak bergigi

Ambil rumah kopiku
beli nafsu dengan caramu
tapi jangan kau lupa
suatu saat aku akan beli mulutmu

Hingga aku dan temanku tetap menjadi biru
di rumah kopiku

Probolinggo, 22 Maret 2013 08.52 AM
4 the next owner barista (katanya)

Share:

0 komentar