SENJA TAK LAGI SAMA
Senja di musim gugur ini,
menambah kesedihanku setelah hampir dua bulan ini kutinggalkan
Indonesia. Di negaranya salah satu klub bola favoritku, Manchester
United. Untuk beberapa tahun kedepan aku membiasakan diri di sini,
tanpa kehadirannya. Orang yang sangat kusayangi, mengisi hari masa
sma.
Dan tanpa rencana,
selepas rok putih abu-abu kukenakan, aku langsung berangkat ke sini,
Inggris. Orang tuaku rupanya telah mempersiapkan segala sesuatunya
tanpa sepengetahuanku. Dan sepertinya mereka mencium hubunganku
dengannya.
Aku yang saat itu sedang
hangat-hangatnya mencinta dan dicinta, tentunya terasa sesak di dada.
Tapi, aku benar-benar tak kuasa melawan kemauan orang tuaku. Aku
benar-benar takluk dan kapan lagi aku membahagiakan mereka, pikirku.
Jadi, aku benar-benar pergi, dan dia sendiri susah aku hubungi. Coba
kutelpon tidak aktif, dan smsku pun gagal terkirim. Ini kulakukan
hanya ingin pamit padanya, menjelang keberangkatanku.
Dan tiba-tiba, senja ini,
hari ini, aku benar-benar patuh pada air mata. Dan menyerah pada
takdir Sang Nasib. Setelah aku menerima email darinya, sebuah
scanning surat undangan
berpernik hijau serta penjelasan yang menurutku sebuah penyerahan.
“lebih baik kita
berpisah, dan sama-sama berusaha hidup normal. Kau tahu hubungan kita
terlarang. Aku tak dapat menghapus memoriku tentangmu, tapi kupikir
lebih baik kita memulai lagi dengan normal sendiri-sendiri. Alasannya
cukup satu, aku Annisa dan engkau Alexandra, dua perempuan yang jika
dipaksa bersatu menimbulkan gejolak. Jika jodoh mempertemukan kita,
maka kita akan pasti bertemu” --Tetap menyayangimu, Ann
Diikutkan #FF2IN1 @nulisbuku 16 Oktober 2013
Tags:
FlashFiction
0 komentar