MENJAGA HATI


“Aku telah mencoba menyapa angin, agar membawa berita seperti angin-angin yang lain. Berita tentangku, untukmu. Tapi angin tetap melaluiku, dia berkata agar aku menyampaikan kabarku sendiri padamu”, emailku hari ini padanya.

Aku terpaksa menulisnya, setelah sebuah layar singkat muncul di messageku kemarin sore, “lepaskan aku karena aku tak sama dengan yang lainnya”.

Aku berpikir, apakah cinta setelahnya, harus selalu sama? Sama dalam perasaan, sama dalam perlakuan, dan kesamaan-kesamaan yang lain? Tidak, aku bukanlah pecinta picik, yang mudah merubah perasaan begitu saja. Tidak!!!!

“sebutkan satu alasan kenapa kamu tak segera meninggalkanku, dengan keadaanku saat ini?” Tulismu membalas emailku melalui layar singkat lagi.
Tak perlu berpikir panjang, aku segera membalas, “bukan hanya cinta, tapi lebih kepada rasa yang ingin menyamakan naluri, dan naluriku ingin bersama nalurimu”
“aku tak sama, setelah yang terjadi, kenapa kau masih menungguku?”
“aku mencintaimu, seperti wanita yang aku cintai sejak ia menimangku”

Hening, tak ada balasan. Akhirnya segera aku menuju ke rumah sakit tempat ia seminggu ini berbaring. Setelah memasuki kamarnya, segera kubisikkan lirih, “ijinkan aku menikahimu apapun keadaan ragamu. Kau tak pernah tahu, ibuku cacat sejak lahir namun bisa melahirkanku, kenapa aku harus meninggalkanmu?”

Kulihat anggukan pelan disertai bulir bening yang membasahi matanya.

#FF2in1 @nulisbuku

Share:

0 komentar