DONGENG TELUK NYIUR

Kepada TELUK
masihkah kau menerima sandaran kami, dua SEJOLI yang memadu rasa sebab rindu yang selalu mencuat di labirin-labirin jiwa kami? Menemani kami bersama senja yang memerahkan jingga langit, menambah kesenyapan cinta yang memang sudah tak ranum
. Ataukah bisa sembari melukisi jiwa kami yang tepekur oleh cinta yang telah terlarang oleh sesuatu yang bernama adat?

Kepada NYIUR

Dapatkah lambaianmu  yang dulu menyejukkan jiwa bisa kami sesap untuk kesekian kali? Dalam selasar angin yang membawa angan kami menuju nirwana yang hanya kami yang tahu. Tempat dimana kami menyamakan naluri dan rasa, untuk mengarungi ombak kehidupan yang sudah tak bersahabat kepada kami. Atau kami harus menaiki kapal kami sendiri-sendiri tanpa kalian? Hingga kami tersadar bahwa kami sudah tak bersama lagi.

Tags:

Share:

0 komentar