TAK CUKUP SEPASANG SEPATU
Ketika rindu dengan sederhana hinggap
di antara daun yang terintip matahari
di antara pohon beringin yang
melingkupinya
serta di balik semak yang menebar jala
belukar
tak cukup sepasang sepatu
tatkala hujan mencintai angin
bersama senja yang hadir di antaranya
ditandai kemusnahan awan mendung yang
tadi berjelaga
tak cukup sepasang sepatu
bila dua jiwa bertemu dalam wujud
singgasana syahdu
dan dua jemari yang terpagut satu
dari dua sejoli yang menyamakan naluri
peluh
tak cukup sepasang sepatu
saat aksara mulai mempertontonkan
aromanya
dalam wujud kertas yang bermakna
serta pena yang tak selalu dari tangan
yang sama
tak cukup sepasang sepatu
saat kaki melangkah bersama mengarungi
sungai dunia
bersama tubuh yang sudah tak ranum
menjemput senja yang tak terukur jarak
dengan mata
sebab merah jingga terkadang
menyilaukannya
tak cukup sepasang sepatu
bila jiwa sudah mengikat janji tak semu
untuk menyusur jalan setapak yang penuh
duri-duri tajam
menghentak tak semu sanubari yang
terkadang lupa
bahwa ada kereta kuda yang selalu
mengikutinya
dan tak cukup sepasang sepatu
aku dan kamu
Untuk Perempuanku yang tak pernah cukup aku menjagamu
Tags:
puisi
0 komentar