DI PANTAI YANG SELALU JINGGA


Aku melihatmu, melayang-layang di udara senja
Berbalut awan yang muncul berarak di tepian laut

Tapi tak jua aku menghampirimu

Aku hanya berani mengintipmu seperti bulir-bulir hujan sore kemarin
Hingga tempiasnya tak pernah sampai di relung-relung jiwamu

Dan luruh

Di pantai yang selalu jingga
Aku hanya berani menunggumu
Menopang dagu, mengerjap mata

Karena kuasaku tak membuat turun menyerbu jalan-jalan setapak pantai itu

Aku takut jika aku menghempasnya
Apalagi jika pasir-pasir halus bergelombang dan bergambar dirimu
Kuinjak hingga beriak tanda kemagisanmu telah kunodai

Tidak akan

Kucipta luka dalam bayang senja yang selalu jingga
Apalagi kuusir awan tak berjelaga di tepian pantai ini

Karena menunggumu adalah cukup bagiku
Cukup rasa,cukup aksara

Dan telah langsai makna keabadianku, padamu

Probolinggo, 23 September 2013

Tags:

Share:

0 komentar